Minggu REMINISCERE 13 Maret 2022
Tema:
BERSERAH KEPADA RENCANA TUHAN
Ep: Filipi 3:17-21
Ev: Kejadian 15:1-6
Kejadian 15:1-6 (TB)
15:1 Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar."
15:2 Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu."
15:3 Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku."
15:4 Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu."
15:5 Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
15:6 Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
-------------------
Shalom, saudara-saudariku yang terkasih dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan kita Yesus Kristus atas kasih dan anugerahNya yang sampai hari ini memberikan kita kesempatan untuk bisa melanjutkan hidup di dunia ini berjumpa dengan orang-orang yang kita kasihi serta menikmati-hari-hari kita dengan apa adanya.
Tidak ada seorangpun yang tahu tentang masa depan. Seseorang hanya bisa tahu kemungkinan akan sesuatu yang terjadi di depan berdasarkan apa yang sedang dia lakukan atau rancangkan saat ini. Itupun hanya kemungkinan. Bisa juga kadang-kadang meleset dari perkiraannya. Misalnya seorang petani yang menanam benih jagung berkata bahwa ketika dia menanam benih itu lalu setelah mulai bertumbuh dia memupuknya dan berkata bahwa “bulan kesekian jagung ini akan berbuah dan akan menghasilkan sekian ton saat panen”. Namun dalam kenyataannya nanti perhitungannya bisa saja benar. Tetapi bisa juga meleset, bisa saja dia akan memanen hanya sedikit saja, atau bahkan tidak memanen sedikitpun mungkin karena bencana alam, wabah atau apa saja, walaupun semua perlakuan dan perawatan terhadap jagung itu sudah benar.
Dalam berbagai sisi kehidupan kita itu juga bisa terjadi. Bahwa tidak semua
yang kita rencanakan dan perkirakan di masa depan bisa terjadi sesuai yang kita
inginkan. Sebab ada banyak faktor di dunia ini yang bisa mempengaruhi rencana-rencana
kita itu gagal. Kita ingat saja tahun 2019 bahwa ada banyak orang mungkin sudah
merencanakan banyak hal yang akan dilakukan di tahun 2020. Baik rencana
pribadi, keluarga, bisnis atau usaha, gereja, negara dan pemerintahan semua
sudah di tata dan direncanakan akan di lakukan di tahun 2020. Namun semuanya
bisa kandas oleh datangnya pandemi virus covid-19. Hal ini menunjukkan bahwa manusia bisa berencana tetapi Allah lah yang menentukan jalannya.
Tidak ada satupun manusia yang bisa menjamin masa depan sebagaimana yang dia inginkan atau rencanakan. Dalam ibadah minggu REMINISCERE (Ingatlah segala kasih setiaMu ya Tuhan) hari ini Firman Tuhan berbicara kepada kita melalui kitab Kejadian 15:1-6 dengan mengambil tema BERSERAH KEPADA RENCANA TUHAN. Pelajaran menarik dan perlu sekali untuk kita terima dan imani dalam perjalanan hidup kita selama di bumi ini menuju perjalanan kita pulang ke rumah kita di sorga. Tuhan merindukan setiap orang bisa pulang ke rumah Bapa di sorga, tidak tersesat di jalan atau bahkan masuk ke dalam rumah yang salah yaitu rumah penjara selama-lamanya yang penuh kengerian dan gertak gigi.
Melalui nas Firman Tuhan hari ini kita bisa melihat bagaimana iman dan percaya Abraham kepada Tuhan yang benar-benar menjadi pelajaran bagi kita. Walau kita ketahui bahwa Alkitab juga menceritakan bahwa tidak selamanya perjalanan iman Abraham itu kepada Tuhan berjalan dengan mulus. Ada saatnya dia jatuh namun bangkit lagi. Ada saatnya dia jatuh dan tidak bangkit, namun Tuhan membangkitkan dia dari kejatuhannya. Tetapi Alkitab telah memberikan penghargaan kepada Abraham sebagai bapa segala orang beriman. Tentunya gelar ini tidak mudah dicapai dan diperoleh dengan spontan. Banyak hal yang sudah dialami Abraham bersama Tuhan dalam perjalanan imannya. Peristiwa yang sangat menegangkan dan mempertaruhkan iman dan keyakinannya kepada Tuhan yaitu saat Abraham diminta Tuhan untuk menyerahkan anaknya satu-satunya yaitu Ishak untuk dipersembahkan dengan cara disembelih oleh Abraham sendiri kepada Tuhan. Ketaatan Abraham sudah sampai level nyawa sehingga dia disebut bapa segala orang yang percaya.
Saudara, dalam nas hari ini di ayat 6 dikatakan bahwa Tuhan memperhitungkan kepercayaan Abram sebagai kebenaran. Sebenarnya hal ini tidak mudah bagi Abram. Namun keyakinan dan kepercayaannya kepada Tuhan yang telah memanggil dia keluar dari kampung halamannya ke tempat yang dia sendiri tidak tahu menjadi satu hal yang sangat penting bagi Abram. Memiliki keturunan seperti bintang di langit saat umur Abram sudah tua dan istrinya Sarai juga sudah tua dan mandul adalah suatu hal yang tidak mungkin. Namun janji Allah ini diyakini dan diterima sepenuhnya oleh Abram dengan iman yang mantap. Abram mau percaya sepenuhnya kepada Allah meskipun itu hanya janji, dan janji itu entah kapan akan direalisasikan. Inilah yang menyebabkan Tuhan memperhitungkan iman Abram ini sebagai kebenaran.
Dari mana Allah tahu Abram sungguh2 percaya?. Tentunya hal ini sangat dimungkinkan sebab Allah adalah Tuhan yang maha tahu. Dia juga adalah Allah yang dapat melihat hati manusia sampai relung yang terdalam. Jadi bukan hanya sekedar mendengar ucapan dari mulut saja. Allah tidak bisa dibohongi. Dia maha melihat dan tidak ada yang tersembunyi dari hadapanNya. Jika manusia hanya bisa melihat yang di depan mata dan mendengar yang masuk ke telinga, maka Allah sanggup melihat sampai ke dalam hati manusia (1 Samuel 16:7; Yeremia 20:12). Jadi inilah sebabnya Allah mengetahui bahwa kepercayaan Abram atas janji Allah itu adalah sungguh-sungguh. Pada saat janji itu disampaikan Abram yakin tanpa keraguan sedikitpun.
Saudara, sering sekali kita manusia punya keraguan atas janji-janji Allah. Dalam Nas hari ini dari ayat 1-3 nampak jelas ketakutan dan keraguan Abram atas janji Allah kepadanya. Bahkan dia sudah mengambil kesimpuan bahwa pewarisnya nanti adalah Eliezer orang Damsyik itu. Mempercayai janji Allah adalah sesuatu yang hal yang butuh komitmen dan pengorbanan. Bahkan Abram harus menunggu 25 tahun baru janji itu digenapi lewat kelahiran Ishak. Saat itu umurnya 100 tahun dan Sarai 90 tahun. Jatuh bangun iman Abram dalam masa penantian itu mungkin adalah suatu yang manusiawi dengan kondisi Abram dan Sarai yang sudah tua.
Manusia sering sekali ingin membantu atau mempercepat janji Allah itu sesuai keinginannya. Allah mau dibantu?. Tentunya ini pertanyaan yang lucu dan semua akan segera berkata “ ah, nggak mungkinlah Allah butuh bantuan”. Tapi dalam kenyataannya tindakan atau perbuatan manusia dalam menjalani rencana Allah atas hidupnya sering sekali justru kelihatannya hendak membantu Allah. Sering sekali manusia berpikir bahwa Allah terlalu lambat merealisasikan rencana, janji dan kehendakNya. Sehingga manusia merasa perlu menolong Allah supaya apa yang dikehendaki manusia itu atau rancangan yang dia rancang untuk hidupnya bisa segera terwujud.
Abraham juga pernah mengalaminya dalam Kejadian 16. Saat janji Allah itu tidak kunjung tiba, sementara Allah menjanjikan keturunan Abram akan menjadi bangsa yang besar. Maka Sarai menawarkan Hagar hambanya untuk dihampiri Abram. Sarai berkata di ayat 2 “Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai”. Artinya anak yang dilahirkan hamba Sarai itu akan menjadi anaknya dan dari situ akan lahirlah keturunan-keturunan Abram yang banyaknya seperti bintang di langit. Itulah menurut rancangan Sarai dan Abram menerimanya. Tetapi tidak demikian rancangan Tuhan. Akibat mendahului rancangan Tuhan itu, yang sepertinya menolong Tuhan untuk mempercepat janji dan rencana Tuhan, maka lahirlah Ismael. Kita tahu bagaimana selanjutnya kisah dari hubungan keturunan Ismael dan keturunan Ishak hingga hari ini. Itu adalah akibat atau konsekuensi dari mendahului rencana/rancangan Tuhan.
Akibat janji dan rencana Tuhan tidak terealisasi sesuai yang dipikirkan dan dikehendaki Abram, dua kali Abram mengambil kesimpulan sekaligus memberi penawaran kepada Tuhan tentang siapa yang akan menjadi ahli warisnya dan yang akan menggenapi janji Allah itu. Satu dalam Nas hari ini ayat 1-3. Yang kedua dalam pasal 17 : 17 Abram meminta supaya janji itu diwujudkan saja melalui Ismail. Tetapi Tuhan menolak dan berkata bahwa haruslah keturunan Abram yang dilahirkan oleh Sarai sendiri yang akan mendapat janji itu meskipun Sarai sudah berumar 90 tahun saat itu. Akhirnya Abraham dan Sara mendapatkan janji Allah itu dengan lahirnya Ishak.
Saudara, Bagaimanakah seseorang bisa menaruh percaya akan janji seseorang?. Tidak mudah memang langsung percaya kepada orang lain apalagi tidak dikenal atau baru dikenal. Kepercayaan memang membutuhkan proses. Kita akan mudah menaruh percaya kepada seseorang apabila dia sudah kita kenal secara pribadi dan bisa dipercaya. Setelah dikenal, dibutuhkan juga bukti-bukti yang kuat tentang seseorang itu bahwa dia bisa dipercaya. Lalu kesaksian orang-orang terhadap orang tersebut bahwa orang itu bisa dipercaya. Tiga hal ini mungkin sangat perlu di dalam proses mempercayai seseorang.
Bagaimana dengan mempercayai Allah? Tentunya tiga hal ini bisa kita sematkan sebagai hal yang penting di dalam mempercayai Allah. Alkitab adalah sumber yang sangat terpercaya dan teruji selama berabad-abad yang menyaksikan dan memberitakan tentang Allah dan segala rancanganNya. Demikian juga dengan kesakian para Nabi dan juga para rasul yang menyaksikan sendiri tentang Allah yang menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus. Demikian juga dengan pengalaman dan kesaksian bapa-bapa gereja yang kemudian diajarkan terus menerus sampai kepada kita saat ini tentang siapa Allah yang kita sembah. Dari semua itu secara pribadi tidak ada yang meragukan kita lagi tentang kuasa Allah, kesetiaan Allah, dan rancanganNya yang penuh harapan. Belajar Alkitab PL dan PB dengan baik akan semakin membuat kita mengenal semakin baik.
Semakin baik kita kenal Dia semakin yakin dan beriman kita kepadaNya. Dengan iman yang semakin besar maka penyerahan dan kepasrahan kita akan rencana Allah akan semakin besar. Kepasrahan kita untuk berserah kepada Tuhan berbanding lurus dengan iman percaya kita kepadaNya. Iman akan semakin bertumbuh apabila semakin sering kita mendengar atau membaca dan merenungkan Firman Tuhan (Roma 10:17).
Mengapa kita berserah dan percaya kepada Allah?. Rencana dan rancangan Allah tidak pernah gagal. Pemberontakan dan pembangkangan bangsa Israel tidak membatalkan mereka untuk menduduki tanah perjanjian. Namun akibat pembangkangan itu, dari semua yang berangkat dari Mesir menuju tahan perjanjian hanya dua orang yang menginjakkan kakinya di tanah perjanjian itu yaitu Kaleb dan Yosua. Seharusnya mereka bisa sampai di tanah perjanjian hanya 40 hari dari Mesir, namun mereka harus berputar-putar di padang gurun selama 40 tahun baru memasuki tanah perjanjian. Itupun hanya dua orang ditambah semua yang lahir selama 40 tahun di padang gurun itu. Sisanya mati di perjalanan.
Hal ini menjadi pelajaran penting bagi kita dalam hal berserah kepada rencana Allah dalam perjalanan hidup kita. Bisa saja kesulitan atau pergumulan atau masalah yang kita alami saat ini adalah karena sikap seperti bangsa Israel ini terhadap Tuhan. Padahal Tuhan tidak pernah ingkar janji. Bahkan semua yang direncanakan dan dirancangkan kepada setiap orang yang dikasihinya adalah sesuatu yang baik. Jelas sekali dalam Roma 8:28 dikatakan “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”. Demikian juga dalam Yeremia 29:11 mengatakan “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”.
Saudaraku, Allah lebih tahu dan mengenal kita lebih dari diri kita sendiri mengenal kita. Segala sesuatu yang kita butuhkan dan kita perlukan Dia mengerti. Segala sesuatu yang kita alami Dia tahu dan turut merasakannya. Dia mengerti kita sebab Dialah yang menciptakan kita. Tidak ada pribadi lain di dunia ini yang bisa dipercaya yang kepadanya kita dapat berserah selain dari Allah sendiri. Manusia bisa mengandalkan manusia lain, tetapi itu sangat terbatas dan sering mengecewakan. Manusia juga bisa mengandalkan harta atau jabatan, tetapi itu juga sangat terbatas sering juga mengecewakan bahkan tidak sebanding dengan Allah.
Rencana dan rancangan Allah adalah yang terbaik bagi kita. Itu tidak diragukan dan disangsikan lagi. Meskipun kita belum melihat realisasi dari janji Allah atas hidup kita saat ini. Meskipun kita belum menerima jawaban-doa-doa kita saat ini, tetapi suatu saat nanti akan tiba waktunya sesuai waktu Tuhan bahwa Dia akan menjawab doa kita dan mewujudkan rancangan dan rencanaNya atas hidup kita. Karena itu percayalah.
Mari kita ambil pelajaran dari kisah iman Abraham. 25 Tahun dia menunggu janji kelahiran Ishak dan setelah lahir dan mulai bertumbuh Tuhan memintanya untuk mengorbankan Ishak sebagai korban kepada Tuhan. Tetapi dia tetap setia akhirnya Abram menuai hasil dari kesetiaannya.
Saudara, apakah rencana saudara dalam hidup saudara? Atau sama sekali saudara tidak punya rencana apa-apa? Ada tidak adanya rencana saudara, Rencana Tuhan tetap sudah ada buat saudara dan saya. Kita hanya perlu mempercayaiNya. Jikalaupun kita merasa rencana Tuhan sepertinya mustahil terwujud dalam hidup kita, Atau sepertinya terlalu lambat Tuhan meresponi semua keluhan kita, percayalah Tuhan tidak pernah terlambat. Bahkan dalam keterlambatanNya itu sebenarnya di situlah waktu yang tepat menurut Tuhan. Tuhan tidak pernah ingkar janji kita manusialah yang tidak sabar dan maunya cepat-cepat melihat janji Alah itu diwujudkan. Akibatnya bukan Tuhan yang datang menjawab malah Iblis yang datang untuk menjawab dan memberikan jalan keluar atas segala pergumulan kita dan kita melihatnya pula sebagai jalan keluar Tuhan padahal bukan. Hati-hatilah supaya kita tetap berjalan dalam rencana Tuhan.
Saudaraku, membaca tema ini saya jadi teringat sebuah kidung pujian dengan judul “INDAH RENCANAMU TUHAN” Ciptaan Pdt.JE.Awondatu dengan lirik:
Indah rencanaMu Tuhan didalam hidupku
Walau ku tak tahu dan ku tak mengerti semua jalanMu
Dulu ku tak tahu Tuhan berat kurasakan
Hati menderita dan ku tak berdaya menghadapi semua
Ref:
Tapi ku mengerti sekarang Kau tolong padaku
Kini ku melihat dan ku merasakan indah rencanaMu
(Saudara bisa mendengar dan menikmati lagu ini di Youtube)
Lagu ini begitu akrab di telinga banyak orang Kristen dan sering sekali dinyanyikan di berbagai even. Tentunya dari lagu ini kita melihat bahwa kesimpulan dari semua hal yang terjadi di dalam hidupnya atas semua jalan hidup yang tidak dimengerti dan mungkin berat dan penuh derita adalah bahwa di akhirnya dia melihat dan merasakan indahnya rencana Tuhan.
Kalau orang lain bisa menyaksikan kasih dan kuasa Tuhan pada akhirnya di dalam hidupnya, mengapa kita tidak?. Tentunya kita juga akan merasakan dan menyaksikan hal yang sama asal kita setia, taat dan berserah penuh pada rencana Tuhan dalam hidup kita. Kiranya Renungan hari memberkati kita dan memberikan kita ketenteraman di dalam menjalani sisa hidup kita di dunia ini. Selamat berserah dan Tuhan Yesus memberkati. Amin
Shalom,
Ev. Harles Lumbantobing
KLIK ARSIP untuk melihat tulisan lainnya di Daftar... ARSIP..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih