Ibadah Minggu 20 Maret 2022
Tema:
BERTOBAT SUPAYA TIDAK BINASA
Ev. Lukas 13:1-9
Ep. Yesaya 55: 6-9
Lukas 13:1-9 (tb)
13:1 Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan.
13:2 Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu?
13:3 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.
13:4 Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem?
13:5 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian."
13:6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.
13:7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!
13:8 Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,
13:9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"
---------------
Shalom saudara/i ku yang terkasih dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat hari minggu dan selamat beribadah di manapun saudara saat ini berada. Senang rasanya masih bisa menyapa saudara melalui media ini. Apapun kondisi dan keadaan saudara saat ini, percayalah semua ada dalam kuasa dan rencana Allah. Rencana Allah selalu yang terbaik bagi setiap ciptaanNya.
Masuk dalam rencana Allah dan mengimaninya sebagai jalan hidup yang harus kita lalui membuat kita berdamai dengan Allah dan dengan diri sendiri sehingga kita menjalani segala sesuatu dalam hidup ini dengan damai dan tidak kuatir dan cemas akan hidup yang sedang kita jalani saat ini.
Saudaraku, dalam Ibadah minggu ini Firman Tuhan berbicara kepada kita lewat kitab Injil Lukas 13:1-9 dengan mengambil tema “BERTOBAT SUPAYA TIDAK BINASA”. Tema ini sangat sederhana dalam kata-kata dan mudah dimengerti namun menjadi suatu hal yang sangat penting dan menentukan bagi kehidupan seseorang dalam kekekalan.
Nas Firman hari ini mengisahkan pengajaran Yesus tentang dosa dan penderitaan dan dilanjutkan dengan perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah. Apa yang Yesus sampaikan dalam Nas Firman Tuhan hari ini memberikan poin-poin penting sebagai pegangan dalam hidup kita. Dalam kisah ini sepertinya ada berita yang sedang viral di tengah-tengah masyarakat yang dibawa kepada Yesus dan diceritakan. Lalu kita melihat bagaimana respon Yesus tentang berita yang sedang viral itu.
Dari percakapan Yesus dengan orang-orang yang membawa kabar yang sedang viral itu menyadarkan kita tentang salah satu sifat manusia yang sering sekali terjadi yaitu bahwa manusia sering sekali memiliki sifat yang cepat menilai atau mengambil kesimpulan tentang sesuatu. Kecenderungan ini banyak terjadi kita lihat dan saksikan di dalam kehidupan sehari-hari. Belum tau cerita sebenarnya atau kronologisnya sudah langsung disimpulkan atau dinilai bahwa kejadian itu sebagai akibat dari perbuatannya misalnya. Yah itulah sifat banyak orang yang terlalu cepat untuk disampaikan tanpa mengetahui dengan jelas duduk permasalahan sesuatu kejadian.
Namun memang penilaian Tuhan tidak sama dengan manusia. Apa yang dilihat manusia belum tentu itu yang dilihat Tuhan. Apa yang dinilai manusia belum tentu sama dengan apa yang dinilai Tuhan. Sebab penilaian dan penglihatan Allah jauh sampai hati yang terdalam dan sanggup menembus ruang dan waktu. Memang demikianlah adanya. Kenyataan yang terjadi tidak selalu seperti yang kita lihat. Realitas yang Tuhan sedang jalankan dalam kehidupan sering sekali tidak seperti yang kita duga dan lihat dalam kenyataannya.
Ada suatu kisah illustrasi tentang dua malaikat yang sedang melakukan perjalanan kepada dua keluarga di bumi. Satu malaikat yang senior dan satu lagi yang masih junior. Ketika mereka tiba di sebuah rumah besar yang tentunya rumah orang kaya, mereka mengetok dan meminta ijin untuk menginap karena sudah malam. Orang kaya ini sebenarnya tidak suka diganggu dan menerima orang asing untuk masuk dan menginap di rumahnya. Dia mencoba menolak, namun akhirnya mereka mempersilahkan kedua malaikat itu masuk dan menginap semalam di rumahnya. Tetapi mereka berkata bahwa tidak ada kamar untuk mereka menginap, sebab semua kamar sudah dipakai anggota keluarga. Satu-satunya tempat adalah di gudang bawah tanah jika mereka mau. Besoknya setelah bangun mereka melanjutkan perjalanan lagi lalu setelah mulai malam mereka kembali menuju sebuah rumah yang sangat sederhana. Lalu mereka mengetuk dan pintu dibukakan. Lalu mereka menceritakan keadaan mereka dan membutuhkan tempat beristirahat mala itu. Keluarga itupun mengijinkan mareka masuk. Bapak Pemilik rumah itu berserta istrinya mempersilahkan mereka tidur di kamar mereka sebab kamar hanya satu. Lalu mereka berdua tidur di tikar di lantai ruang tamu bersama anak-anaknya.
Ketika pagi hari mereka bangun, terdengar suara tangisan yang memilukan dari keiuarga pemilik rumah itu. Setelah mereka lihat ternyata kerbau kesayangan dan satu-satunya ternak harapan mereka telah mati. Melihat itu sontak malaikat junior langsung marah kepada malaikat senior itu dan berkata:
“semalam kita menginap di rumah orang kaya yang sombong itu, kita dihina dan direndahkan tetapi kamu tidak melakukan apa-apa terhadap mereka. Tetapi keluarga ini begitu baik dan penuh kasih menerima dan menjamu kita, bahkan rela kamar tidurnya diberikan kepada kita, tetapi Engkau membiarkan musibah ini terjadi bagi keluarga mereka MENGAPA?”
Lalu malaikat senior itu berkata: “tidak semua yang terjadi ini seperti yang engkau pikirkan”. Apa yang kau lihat saat ini tidak seperti yang engkau lihat sebenarnya”. Di malam yang lalu waktu kita menginap di rumah orang kaya yang sombong itu di bawah tanah, saya melihat melalui sebuah lubang di dinding bawah tanah itu Nampak biji-biji emas yang sangat banyak yang jika ditambang akan bisa menghasilkan emas yang sangat banyak. Namun karena kesombongan mereka aku menutup lubang itu supaya mereka tidak tahu dan tidak akan pernah melihatnya”. Lalu tadi malam ketika malaikat maut datang hendak mengambil nyawa bapak pemilik rumah yang kita tempati untuk bermalam ini, saya berkata jangan diambil dulu nyawanya, sebab mereka begitu baik dan penuh kasih. Ambillah yang lain asal jangan istrinya ataupun anak-anaknya. Lalu melaikat maut itu memilih kerbau mereka itu. Itu sebabnya kerbau itu mati saat ini”.
Saudara, tidak semua yang terjadi adalah seperti yang kita pikirkan. Terlalu cepat menyimpulkan dan memutuskan sesuatu peristiwa bisa membawa kerugian kepada kita dan mungkin juga orang lain. Barangkali begitulah yang sedang Yesus hadapi saat itu dengan orang-orang yang membawa berita yang sedang viral itu. Pertama berita itu adalah peristiwa yang terjadi bahwa Pilatus mencampurkan darah orang-orang Galilea dengan darah korban yang sedang dipersembahkan. Mungkin kabar ini menjadi suatu kabar yang menghebohkan bahkan menakutkan bagi mereka. Dipikiran mereka bahwa kematian yang tragis yang dialami oleh orang-orang Galilea itu adalah karena dosa mereka. Tetapi Yesus berkata bahwa mereka mengalami itu bukan karena dosa mereka lebih besar dari dosa orang-orang Galilea yang lain.
Namun Yesus menekankan di ayat 3 bahwa barangsiapa tidak bertobat akan binasa. Demikian juga di ayat 5 menyangkut kematian orang-orang yang ditimpa menara dekat Siloam Yesus berkata hal yang sama “kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian”. Yesus tidak menyoroti kesamaan peristiwa yang akan dialami oleh orang-orang yang tidak mau bertobat dari dosa-dosanya tetapi mau menyatakan bahwa akan ada hal yang tragis juga bahkan lebih menakutkan jika seseorang tidak bertobat dari dosanya. Yaitu kebinasaan. Kebinasaan bukan hanya sekedar mati secara jasmani dengan tragis tetapi penderitaan kekal di Neraka setelah kematian di bumi.
Saudara ada memang musibah yang terjadi karena dosa dan kesalahan manusia di bumi. Jelas memang sejak dosa mula-mula semua kesulitan di dunia ini terjadi. Namun tidak semua malapetaka, atau penderitaan, atau musibah yang dialami seseorang adalah diakibatkan oleh dosa dan kesalahan seseorang itu. Bisa juga karena imannya kepada Tuhan atau ada juga karena seseorang itu mengalami rencana khusus dari Tuhan yang sedang terjadi atas hidupnya.
Dalam perikop ini kita bisa menangkap bahwa musibah atau penderitaan atau malapetaka, atau kematian yang tragis yang terjadi sesungguhnya bukan puncak hukuman yang sesungguhnya atas dosa manusia jika kejadian itu memang karena dosa. Hukuman yang sesungguhnya adalah KEBINASAAN. Dua kali Yesus berkata dalam ayat 3 dan ayat 5 bahwa akibat tidak bertobat dari dosa maka akibatnya adalah KEBINASAAN. Kebinasaan ini merujuk kepada kematian yang kekal di neraka dengan penderitaan kekal yang tiada habisnya yang tidak sebanding dengan penderitaan dan kesakitan yang paling mengerikan yang mungkin pernah terjadi di bumi.
Kematian tragis orang-orang Galilea yang darahnya dicampur Pilatus dengan korban persembahan mereka dan juga ke delapan belas orang yang ditimpa menara dekat Siloam tidak sebanding dengan kengerian di tempat kebinasaan yang Yesus katakan jika seseorang tidak bertobat. Sepertinya Yesus mau mengatakan bahwa kehebohan atau berita viral yang sedang kalian dengarkan ini tidak ada apa-apanya dangan apa yang akan terjadi esok bagi setiap kalian yang tidak bertobat. Mereka yang mengalami musibah itu belum tentu masuk ke dalam kebinasaan esok di neraka. Tetapi setiap orang yang tidak bertobat pasti akan mengalaminya.
Kalau kita mengatakan kematian itu menakutkan, inilah sesungguhyang yang membuat seseorang itu takut kalau mengalami kematian. Sebab dia tidak memiliki keyakinan akan keselamatan jiwanya jika dia meninggal kelak. Belum lagi kalau dia sadar memiliki dosa atau sebagai orang berdosa dia pasti akan semakin ketakutan jika mengalami suatu peristiwa yang mengarah dengan kematian.
Namun di tengah-tengah kehebohan berita itu dan ketakutan manusia akan kematian, Yesus datang membawa kabar baik bahwa jika seseorang bertobat dari dosanya maka dia tidak akan mengalami kebinasaan kekal itu. Sehingga baik hidup ataupun mati jiwanya akan tentram. Bahkan jika menghadapi beragam jenis kematian tragis sekalipun dia tidak akan takut. Kita mungkin mengingat Stefanus yang mati martir yang matinya juga tragis karena imannya kepada Yesus. Namun sampai ajalnya tiba hatinya diliputi sukacita sambil melihat Yesus yang menyambutnya.
Akhir hidup seseorang di bumi ini terjadi dalam banyak cara. Itu ibarat kendaraan yang digunakan menuju suatu tempat bisa lewat berbagai cara, laut, darat, udara, atau yang lainnya. Di darat juga bisa lewat berbagai cara bisa naik sepeda, motor, mobil, kereta api dan lain-lain. Tetapi yang menjadi hal yang utama dan patut dipikirkan adalah apakah akhir dari perjalanan dengan naik kendaraan itu kita yang sedang di dalamnya sampai kepada tujuan yang Tuhan kehendaki. Cara mati setiap orang berbeda-beda. Bisa karena sakit, musibah, bencana alam, dibunuh, bahkan saat tidur. Namun yang paling penting adalah kemanakah seseorang itu kalau dia sudah mati/meninggal dunia.
Yesus selalu merujuk tempat perhentian terakhir kita adalah RUMAH BAPA (Sorga) Yohanes 14:2. Dalam Filipi 3:20 juga dikatakan bahwa kewarganegaraan kita adalah di dalam sorga. Namun hal ini hanya berlaku bagi setiap orang yang bertobat. Orang yang tidak bertobat tidak akan sampai kepada tempat perhentiaan ini yaitu sorga. Sebaliknya mereka akan masuk ke dalam kebinasaan dan penderitaan yang jauh melebihi kengerian yang dialami orang-orang Galilea itu dan juga ke delapan belas orang yang ditimpa menara itu yaitu Neraka kekal.
Allah tidak menginginkan kita binasa dan masuk ke dalam Neraka kekal ini (Yohanes 3:16). Karena itulah Allah mengaruniakan anakNya yang tunggal Yesus Kristus menjadi jalan keselamatan satu-satunya supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa. Dalam kotbah ini Yesus menekankan pentingnya pertobatan dari dosa supaya selamat. Sebab dosalah yang menjadi penghalang seseorang bisa kembali ke rumah Bapa di sorga. Semua kejahatan yang terjadi di bumi adalah dosa kepada Allah. Karena itu, untuk tidak mengalami kebinasaan itu seseorang harus mengaku dosanya kepada Tuhan.
Bertobat berarti sadar akan dosa-dosa yang dilakukannya lalu mengaku dihadapan Tuhan serta memohon pengampunanNya. Lalu mengaku dengan mulutnya bahwa Yesus adalah Tuhan di dalam hidupnya serta percaya dan menerima Yesus di dalam hatinya sebagai Tuhan dan juru selamatnya pribadi (Roma 10:9). Tentunya setelah itu dia jangan berbuat dosa lagi (Yohanes 8:11).
Ketika saat ini manusia masih bisa hidup di dunia ini dengan segala dinamikanya, bersekolah, bekerja, menikah, membesarkan anak, bersosial, berorganisasi, berpolitik, piknik atau rekreasi, beribadah, dan lain sebagainya adalah menunjukkan masih adanya masa kemurahan Tuhan yang menunggu manusia bertobat supaya tidak binasa. Namun masa ini ada batasnya. Dalam ayat 6-9 nas Firman hari ini menunjukkan bahwa saat ini adalah saat perkenanan itu. Tuhan masih memberi kesempatan untuk bertobat bagi setiap orang yang tidak bertobat supaya dia selamat. Ketika musim berbuah tiba, petani mengharapkan pohon itu untuk berbuah, Jika tidak berbuah-buah juga maka pohon itu akan ditebang lalu dicampakkan ke dalam api. Demikian juga dengan kehidupan manusia. Allah mengharapkan manusia itu berbuah sebagai naturnya manusia yang diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Karena itu kalau manusia itu tidak berbuah maka manusia itu akan binasa.
Sebenarnya kalau dilihat dari kehidapan manusia yang tambah hari tambah jahat sudah sepantasnya semua binasa. Namun Allah begitu mengasihi manusia yang berdosa. Dalam kitab Yehezkiel 33:11 dikatakan “Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?. Ini menunjukkan bahwa Tuhan masih memberikan kesempatan bagi manusia untuk bertobat.
Namun melalu kotbah hari ini kita melihat bahwa waktu perkenanan atau kesempatan ini sifatnya terbatas. Batas kesempatan ini tidak ada seorangpun yang tau dan kapan pastinya perakhir. Tetapi Menebang pohon ara yang tidak berbuah itu sudah pasti akan dilakukan jika batas waktu yang sudah ditentukan buat pohon itu supaya berbuah tidak kunjung berbuah juga. Inilah yang menjadi perhatian penting bagi semua umat manusia.
Lampu kuning yang masih Tuhan berikan sifatnya hanya sebentar dan hanya sebentar saja dia akan segera menjadi lampu merah. Sekali lagi saat perkenanan ini adalah saat yang sangat penting. Sebagaimana tukang kebun itu berkata kepada tuannya supaya diberi kesempatan untuk mengurus pohon itu sebentar lagi, maka mari urus kembali kehidupan rohani kita. Mari perduli atas keselamatan jiwa. Melalui kotbah ini diserukan kepada setiap orang yang belum percaya dan bertobat untuk bertobat segera supaya tidak binasa. Kalau kita bijak melihat kondisi jaman sekarang ini maka jangan menunda-nunda waktu untuk melakukannya. Sebab jika ajal sudah tiba maka tidak akan ada lagi kesempatan untuk bertobat.
Melalui kotbah ini juga bagi kita yang sudah yakin dan percaya telah menjadi pohon yang berbuah itu, artinya yang sudah bertobat dan menikmati hidup dengan Kristus, mari berdoa buat saudara-saudara kita yang lain yang masih belum bertobat, menceritakan kabar baik pertobatan ini supaya mereka juga mendapatkan kesempatan untuk hidup selama-lamanya bersama dengan Yesus di rumah Bapa di Sorga.
Semua kengerian, tragedi, musibah, malapetaka yang terjadi di dunia ini tidak akan sebanding dengan kengerian yang terjadi di tempat penghukuman kekal itu yaitu neraka. Itulah kebinasaan. Itu adalah tempat orang-orang yang tidak berbuah. Apakah saudara sudah berbuah? Jika belum BERTOBATLAH. Jika sudah BERITAKANLAH.
Kiranya Tuhan memberkati kita semua. Amin
Shalom,
Ev. Harles Lumbantobing
KLIK ARSIP untuk melihat tulisan lainnya di Daftar... ARSIP..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih