REFLEKSI PRA NATAL 2020
Tema:
KUMAU BERCAHAYA DI TENGAH KEGELAPAN DUNIA
(Yesaya 60:1)
Sub tema:
Hendaklah Orang Percaya Dalam Situasi Apapun Tetap Menjadi Berkat
( 2 Timotius 4:2)
Ketika malam sudah datang menyelimuti bumi, maka kegelapanpun datang. Kegelapan itu akan benar-benar gelap jika tidak ada setitik cahayapun yang muncul di langit yang gelap itu. Tetapi ketika bintang-bintang mulai muncul dan bercahaya, dan bulan mulai datang, maka kita akan menyaksikan keindahan yang luar biasa diangkasa. Sinar yang walaupun kecil itu akan mengalahkan malam yang gelap gulita itu. Selanjutnya apa yang terjadi jika fajar telah menyingsing dan matahari terbit, maka kegelapan itu akan sirna dan jadilah terang.
Dalam perayaaan Natal tahun ini yang benar-benar spesial dan natal yang benar-benar berbeda dari natal-natal sebelumnya kita akan merenungkan Firman Tuhan yang akan memimpin dan mendorong kita untuk menjadi pembawa terang dan berkat bagi dunia yang dalam kegelapan.
Natal tahun ini kita jalani dalam situasi pandemi Covid-19. Kita berada ditengah-tengah situasi banyaknya manusia yang ketakutan, cemas, dan tidak punya gambaran tentang apa yang terjadi besok, bagaimana hidupnya selanjutnya, bagaimana situasi dan kondisi hidupnya, keluarganya, ekonominya, pekerjaanya, atau masa depannya.
Dalam situasi ini bagaimana sikap kita sebagai orang percaya?. Dalam Perayaan Natal ini Tuhan menyapa kita dengan sebuah tema yang sangat indah dan sekaligus membakar roh kita untuk menjadi manusia yang berarti bagi Tuhan dan sesama dalam suasana dan kondisi dunia saat ini. Tema ini berkata : “KUMAU BERCAHAYA DI TENGAH KEGELAPAN DUNIA” yang di dasarkan pada kitab Yesaya 60:1 yang berbunyi: :”Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu’. Dengan mengambil sub tema “Hendaklah Orang Percaya Dalam Situasi Apapun Tetap Menjadi Berkat : yang di dasarkan pada 2 Timotius 4:2 yang berbunyi: “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran”. Bagaimana tema dan sub tema ini berbicara kepada kita tentang bercahaya di tengan kegelapan?
Yang pertama menjadi pertanyaan bagi kita adalah “Mengapa kita harus bangkit bercahaya?. Tentunya dari Yesaya 60:1 ini kita langsung bisa menjawab alasannya yaitu bahwa terang bagi kita sudah datang yaitu Yesus, dan kemuliaanNya telah terbit atas kita. Seseorang tidak akan bisa menjadi terang atau berkat jika dia tidak lebih dahulu diterangi lalu memiliki terang itu. Seseorang tidak bisa menjadi berkat apabila dia belum diberkati dan memiliki berkat itu.
Apa yang terjadi di sekitar kita sehingga Tuhan perintahkan kita harus bangkit menjadi terang?. Yang pertama Kalau kita melihat dari Yesaya 60 ayat 2-4, kita bisa menemukan kenyataan bahwa kegelapan sedang menutupi bumi (Yesaya 60:2). Bumi berarti semua manusia segala suku dan bahasa, segala golongan, besar dan kecil, di desa ataupun di kota, yang kaya ataupun yang miskin. Yang kedua dalam ayat 3-4 dikatakan bahwa banyak orang sedang kehausan akan kebenaran, membutuhkan terang yang sesungguhnya, baik orang biasa sampai kepada raja-raja atau orang yang dunia anggap hebat. Mereka semua sedang mencari dan terus mencari terang itu untuk mencabut dan menghilangkan kabut serta kegelapan itu dari hidup mereka. Yang ketiga fakta bahwa mereka akan senantiasa selalu datang mencari dan menuju terang yang sesungguhnya itu. Jika terang yang sesungguhnya itu tidak dinyatakan kepada mereka maka mereka bisa saja tersesat menemukan terang yang semu, terang yang palsu, terang yang menyamar sehingga membawa mereka kepada kegelapan yang lebih gelap yaitu maut dan kematian.
Fakta dan kenyataan ini menunjukkan betapa dibutuhkannya terang itu, dan betapa mendesaknya kita semua yang percaya kepada Yesus untuk senantiasa memancarkan terang itu. Banyak orang saat ini yang terus menerus mencari jalan kedamaian, banyak orang yang membutuhkan pertolongan, banyak orang yang memerlukan sentuhan tangan Tuhan, keajaiban Tuhan, siapakah yang mau pergi diutus Tuhan untuk memberikannya? YA. Kita yang sudah lebih dulu merasakan sentuhan Tuhan dan pertolongan Tuhan, Kita yang sudah merasakan keajaiban Tuhan yang melepaskan kita dari maut kepada kehidupan yang kekal. Kita yang sudah diperlengkapi dan dijadikanNya menjadi anakNya yang sudah diberiNya kuasa menjadi garam dan terang dunia.
Bagaimana kita bercahaya dan menjadi terang bagi semua orang?
Dalam sub tema kali ini mengangkat dari 2 Timotius 4:2 menyatakan: “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran”. Dari ayat ini kita bisa mendapat rujukan bahwa hal utama yang dibutuhkan manusia dalam menghadapi segala pergumulan hidupnya adalah Firman Allah. Injil kerajaan Allah adalah terang yang sesungguhnya yang akan menerangi setiap manusia dalam kegelapannya. Memberitakan Firman Allah haruslah senantiasa dikerjakan oleh setiap orang yang percaya kepada Yesus. Senantiasa berarti tidak ada musim-musiman, tidak berdasarkan jadwal, tidak juga berdasarkan suka atau tidak suka (terkondisi).
Berkenaan dengan tema Yesaya 60:1 ini yaitu menjadi terang atau bercahaya, maka 2 Timotius 4:2 ini menegaskan kepada kita untuk melakukannya dalam segala situasi. Bagaimana mungkin kita bisa berkotbah atau memberitakan Firman Tuhan dalam setiap waktu dan segala situasi?. Saudara, ada dua cara dalam memberitakan Firman Tuhan. Cara pertama adalah dengan menyampaikan dan mengajarkannya secara verbal dengan kata-kata. Itulah yang kita lakukan lewat kotbah mimbar, bercerita langsung dengan orang lain, mengajar dalam kelas, melakukan Penelaahan alkitab bersama dan lain sebagainya secara verbal. Yang kedua adalah secara non-verbal.
Bagaimana hal yang disebutkan dalam 2 Timotius 4:2 ini bisa terjadi tanpa berbicara dan berkotbah? Ya, yaitu tiga hal dalam ayat ini yang disebutkan yakni menyatakan apa yang salah, menegor dan menasihati?. Hal ini dilakukan tentunya tidak lain tidak bukan, diberitakan/dikotbahkan lewat perbuatan atau keteladanan.
Bisakah menyatakan kesalahan dengan perbuatan? Ya. Bisa, dengan mencontohkan yang benar dalam kehidupan kita. demikian juga dengan menegor dan menasihati. Karena itu Yesus berkata dalam Matius 5:16 “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." Artinya terang itu akan nampak dari perbuatan kita yang baik.
Demikian juga dalam 2 Korintus 3:2-3 berkata “Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang. Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia”.
Dari sini kita melihat bahwa kesaksian hidup dan perbuatan kita sehari-hari dalam setiap waktu tanpa mengenal situasi, baik-tidak baik waktunya merupakan kotbah non-verbal yang harus kita beritakan dan pancarkan di dalam dunia yang gelap ini supaya supaya setiap orang yang dalam kegelapan tahu bahwa terang itu (Yesus) telah datang, dan kita semua sudah menerima terang itu, dan itulah yang kita pancarkan kepada semua orang yang masih tinggal dalam kegelapan.
Katakanlah saat mau bekerja ke kantor: “saya mau kekantor untuk memberitakan firman Tuhan”.
Katakanlah saat mau menyetir membawa penumpang: “aku mau menyetir mobil untuk memberitakan Firman Tuhan”.
Katakanlah saat mau belanja ke pasar: “saya mau belanja untuk memberitakan Firman Tuhan”.
Katakanlah saat mau rekreasi: “saya mau rekreasi untuk memberitakan Firman Tuhan”
Katakanlah saat mau beribadah: “ saya mau beribadah untuk memberitaan Firman Tuhan”
Katakanlah saat melayani di gereja: :”saya mau melayani untuk memberitakan Firman Tuhan”
Katakanlah saat mau berjualan: “saya mau jualan untuk memberitakan Firman Tuhan”
Katakanlah saat mau komentar di media sosial: “saya mau komentar untuk memberitakan firman Tuhan”
Katakanlah saat mau menolong orang:”saya mau membantu orang lain untuk memberitakan firman Tuhan”.
Katakanlah saat mengunjungi teman-teman:”saya mau mengunjungi teman-teman untuk memberitakan Firman Tuhan”.
MAKSUDNYA adalah “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (I Korintus 10:31).
Jadi dalam setiap aktifitas dan perbuatan kita orang bisa melihat Kristus yang kita pancarkan dan merasakan hidup kita bermakna sehingga mereka juga diterangi dan memuliakan Tuhan.
Karena itu MENJADI TERANG DUNIA merupakan KOTBAH NON-VERBAL/KOTBAH YANG HIDUP. Sasarannya adalah supaya dengan melalui perbuatan kita yang baik TUHAN dipermuliakan. Sebagaimana tertulis dalam Matius 5:16 di atas. TERANG DUNIA berbicara PERBUATAN BAIK. Tetapi bukan sembarang perbuatan baik tetapi harus yang memuliakan Tuhan. Karena itu keteladanan atau perbuatan baik adalah maksud dari “BERCAHAYA DAN MENJADI TERANG” bukan sekedar Kotbah VERBAL atau berbicara Firman Tuhan dengan mulut. Dan inilah yang bisa dilakukan dalam segala situasi dan suasana, baik tidak baik waktunya. Banyak orang melakukan perbuatan baik, tetapi belum tentu Tuhan kehendaki dan belum tentu perbuatannya itu mengakibatkan orang lain memuliakan Tuhan. Jangan-jangan mereka melakukan itu hanya untuk kemuliaan diri sendiri. Hal tentang perbuatan baik ini bisa kita pelajari dari kotbah di bukit dalam Matius 5.
Kita barangkali masih ingat dengan perkataan Yesus dalam Matius 25: 40 “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”. Hal ini menunjukkan bahwa perbuatan sekecil apapun yang kita lakukan untuk orang-orang yang berada dalam kegelapan, dalam penderitaan, dalam kesukaran, dalam penganiayaan, dalam kemiskinan, adalah JAUH LEBIH BESAR DARI MAKSUD DAN RENCANA dan PROGRAM dan IDE BESAR yang kita bicarakan.
Jika kita sudah memiliki terang itu, maka biarkanlah dia memancar dengan bebas, biarkanlah dia bercahaya dan menyinari dengan bebas. Yesus berkata dalam Yohanes 8:12 “Aku adalah Terang Dunia”. Jadi barang siapa sudah memiliki Yesus maka dia juga memiliki terang itu. Itu sebabnya setiap orang yang percaya adalah terang dunia. Kalau kita SELALU bersama-sama dengan terang itu pasti kita juga akan seperti terang itu. Dampaknya adalah bahwa sekitar kita akan selalu diterangi. Jika bukan demikian tentunya kita masih hidup dalam kegelapan, dan sama sekali Yesus belum ada dan lahir di hati kita.
Mari lihat sekeliling kita, di manakah kita bisa menjadi terang, di manakah kita memancarkan cahaya ilahi itu. Dalam suasana Pandemi Covid-19 ini, bisakah cahaya kita sebagai pengikut Kristus bersinar?. Adakah kekuatiran kita sama seperti orang yang tidak percaya Tuhan? Di tengah ancaman Covid-19 ini bisakah kita tunjukkan atau demonstrasikan kepada orang lain bahwa ada Tuhan yang maha besar yang senantiasa melindungi dan manjaga kita? Bisakah sekaligus kita tunjukkan juga sebagai orang yang taat akan Tuhan, yaotu mengasihi sesama dengan jalan saling melindungi terhadap penyebaran virus corona dengan menerapkan Protokol kesehatan? Bukankah itu tandanya kita juga mengasihi orang lain? Adakah sesuatu yang bisa kita lakukan buat orang-orang di sekitar kita yang mengalami dampak pandemi Covid-19 ini yang mungkin mengalami dampak ekonomi, dampak sosial, dampak psikologis karena ditinggal orang-orang yang dikasihi yang terkena Covid-19 dan harus dikebumikan sesuai protokol Covid-19 dan lain sebagainya? Tindakan nyata apa yang bisa kita lakukan? Sebab terang itu nyata tidak tersembunyi. Bukan ide, bukan konsep tetapi realita.
Pelita tidak akan berfungsi jika diletakkan di bawah gantang (Matius 5:15). Artinya jika seseorang menyatakan dirinya percaya Yesus, tetapi selalu menyendiri, ekslusif, tidak mau keluar dan berbuat bagi orang lain yang membutuhkan, hanya bergaul dengan orang-orang yang dianggap sama, setara, sekelas maka dia sesungguhnya tidak berguna. Pelita di tempat yang terang tidak akan ada artinya. LETAKKANLAH PELITAMU DI TEMPAT YANG TEPAT.
Karena itu dalam perayaan Natal ini marilah kita sungguh-sungguh hidup di dalam Kristus, dan menjadikannya tuan dalam kehidupan kita, supaya cahayaNya yang berotoritas memancar dalam kehidupan kita. Jangan padamkan Roh, bebasakan Roh Kudus mengendalikan dan menuntun hidup kita. Dengan demikian kita semua akan bisa bercahaya di tengah kegelapan dunia.
Selamat menyambut hari Natal 24-25 Desember 2020, dan selamat menyambut tahun baru 1 Januari 2021, Tuhan Yesus memberkati.
Shalom,
Ev.Harles Lumbantobing
NB: Renungan Malam Natal 24 Desember 2020 terbit pada pukul 18.00 WIB.
KLIK ARSIP untuk melihat tulisan lainnya di Daftar... ARSIP..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih