Selasa, 29 April 2025

KISAH-1 DARI 7 KISAH DALAM 7 HARI DI SEKITAR NATAL

 

7 KISAH DALAM 7 HARI DI SEKITAR NATAL

 1 

“ORANG BERIMAN YANG TIDAK BERIMAN ?”

Lukas 1: 5-20  (Imam Zakaharia)

 

Suatu ketika Imam Zakharia yang sudah tua itu mendapat giliran untuk membakar ukupan di dalam bait suci dan umat ada di luar untuk sembahyang. Malaikat datang menjumpai dia dan berkata bahwa doa mereka yang sejak dulu menikah dengan istrinya Elisabeth sudah di dengar Tuhan, dan Istrinya akan melahirkan anak dan mereka akan menamainya Yohanes. Zakharia tidak percaya dan membantah pesan Tuhan lewat Malaikat itu. Di ayat 20 Malaikat berkata bahwa Zakharia akan di hukum menjadi bisu sampai Yohanes lahir. Alkitab mencatat bahwa Zakharia dan istrinya adalah keluarga imam yang memiliki iman dan ketaatan yang luar biasa. Lukas 1:6 berkata “Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat.” Namun dalam, ayat 16 dan 20 jelas terlihat  bagaimana keraguan dan ketidakpercayaan Zakharia atas pesan Tuhan yang dibawa Malaikat itu. Alasan Zakharia memang logika bahwa  di ayat 7 dikatakan bahwa mereka sudah tua (lanjut umur) dan Elisabeth itu mandul. Kemungkinan umur mereka sudah diatas 70 tahun.

Hal yang teragis seperti ini tidak saja hanya terjadi kepada Zakharia, tetapi juga kepada banyak  anak-anak Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan. Sebenarnya menurut Ayat 6 itu sudah disaksikan bahwa Zakharia dan Elisabet adalah orang yang benar di hadapan Allah, taat dan penurut serta melakukan ketetapan Tuhan dengan tidak bercela baik suami  maupun istri. Mereka setia, taat dan benar meskipun doa mereka untuk memohon anak sampai tua selama ini tidak Tuhan jawab juga.  Ketaatan mereka melayani Tuhan tidak tergantung doa mereka di dengar Tuhan atau tidak. Tetapi ketika iman percaya mereka ditantang untuk hal-hal yang di luar nalar dan kewajaran atau logika manusia bagaimana?.

Seorang hamba Tuhan sehebat apapun jika tidak percaya total tetap akan menerima sangsi atau konsekuensi dari Tuhan. Ketaatan tidak diukur jabatan rohani atau tahbisan apapun. Tetapi ketaatan di ukur dari akselerasi ( seberapa  cepat)  kita percaya akan Firman Tuhan. Lihat Maria yang bukan siapa-siapa dan tidak punya jabatan/tahbisan apa-apa ketika Malaikat membawa pesan tidak masuk akal kepadanya, Maria berkata “Aku ini hamba Tuhan jadilah kepadaku menurut perkataanmu itu” (Lukas 2: 38). Meskipun dia pernah  berkata “bagaimana mungkin, aku belum bersuami” itu tidak dinilai sebagai ketidakpercayaan, tetapi pernyataan seorang awam yang benar-benar awam akan pengenalan akan Tuhan. Beda jauh dengan Zakharia yang sudah puluhan tahun menjadi imam dan tiap hari melayani Tuhan.

Lalu bagaimana dengan kita?  Apakah kita harus bisu dulu baru percaya?.  Ketika sesuatu yang kita harapkan dan doakan selama ini jelas-jelas sudah tidak memungkinkan untuk terjadi lagi bahkan kita mungkin sudah menyerah, tiba-tiba Tuhan berkata kita harus melakukannya, mengerjakannya, mengemban misi Tuhan itu, menjawab doa yang sudah tidak mungkin itu, apakah kita akan merespon seperti Zakharia?.  Atau setelah membaca renungan ini  akhirnya kita mulai belajar bahwa jika sudah Tuhan yang berkata atau berfirman atau menyuruh atau memanggil kita haruslah percaya?.

Yah, inilah makna dan pesan renungan ini. Jika sudah Tuhan yang berpesan mari terimalah, yakini dan percayai meskipun nampaknya sudah menyangkut ketidakberdayaan kita, bahkan di luar logika dan kemampuan kita. Kiranya Tuhan menolong kita. Amin

 

Shalom, Tuhan Yesus memberkati.

 

Ev. Harles Lumbantobing.




KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya 

di Daftar... ARSIP.......

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih